ArtaGrahaNews.com

Portal Berita Resmi Artha Graha

Thursday 21st November 2024

Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat

Manajemen Bencana Berbasis Masyarakat
Pertengahan September lalu Bali dikejutkan dengan berita peningkatan status Gunung Agung dari Level Siaga ke Level Awas sebagai status tertinggi gunung berapi. Sebagai salah satu daerah tujuan pariwisata dunia,  peningkatan status tersebut menjadi sorotan internasional.  Di sisi lain, Gunung Sinabung gunung api purba  di Kabupaten Karo  Sumatera Utara yang sudah lama terlena tiba-tiba bergaung keras pada 27 Agustus 2010 dan erupsi  pada 3 September 2010  hingga saat ini belum berakhir dan menyebabkan 21 desa dan 2 dusun harus diungsikan

Indonesia merupakan negara kepulauan yang berada di jalur gempa teraktif di dunia karena dikelilingi oleh Cincin Api Pasifik dan berada di atas tiga tumbukan  lempeng benua yaitu Indo-Australia dari sebelah selatan, Eurasia dari utara, dan Pasifik dari timur, kondisi tersebut mengakibatkan wilayah Nusantara selalu berpotensi terjadi bencana alam akibat erupsi gunung api, gempa bumi, dan tsunami. Dengan 129 gunung api aktif ( 45 berada di pulau Jawa yang padat penduduk )   atau sekitar 13% darI jumlah gunung api aktif di dunia berada di Indonesia, terbentang dari pulau Sumatera menyusuri pulau Jawa kemudian menyeberang ke Bali, Nusa Tenggara hingga bagian timur Maluku dan berbelok ke utara pulau Sulawesi melingkari Kepulauan Indonesia sehingga dikenal dengan sebutan lingkaran api (The Ring of Fire) Indonesia, atau jalur  tektonik Indonesia,

mengakibatkan UNISDR sebuah lembaga dibawah PBB yang menangani Strategi Internasional mengenai Pengurangan Resiko Bencana menempatkan  Indonesia pada urutan pertama dalam ķerawanan terhadap bencana  erupsi gunung api dengan potensi  66 % disusul Filipina 10,6 %, Jepang 6,9 %, Meksiko 3,9 %, Ethopia 3,9 % dan negara-negara lain 8,7 %.  Namun harus kita sadari bahwa keberadaan gunung api tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara yang sangat subur tanahnya, masyarakat tumbuh dan berkembang selama ribuan tahun. Gunung api  bukan sekedar soal geologi dan geofisika, melainkan juga masalah budaya, berkali-kali terjadi erupsi gunung api yang merenggut kehidupan, namun masyarakat selalu kembali dalam wilayah gunung  api, karena di balik kehancuran yang diakibatkannya, gunung api juga menyimpan berkah yang menghidupi.

 

 

 

Print Friendly, PDF & Email

Subscribe

Thanks for read our article for update information please subscriber our newslatter below

No Responses

Tinggalkan Balasan