Dengan adanya pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga, penyerapan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat berkurang. Saat ini, rata-rata sampah yang terkumpul di Bank Sampah Kirai Mandiri mencapai 1.180 Kg/bulan dari sekitar 200 nasabah aktif dari warga sekitar RW 01 dan masih akan terus bertambah. Mengenai sampah rumah tangga menurut ketua Bank Sampah Kirai Mandiri Eti Sulistiani sebaiknya dimaksimalkan penyerapannya pada lingkup rumah tangga karena sebagian sampah itu bermanfaat. “Idealnya rumah tangga sudah bisa menyelesaikan masalah sampah ini dengan melakukan pemilahan sampah organik dan non-organik sejak awal. Terlebih sampah non-organik bernilai ekonomis, sedangkan sampah organik bisa dijadikan kompos” ungkap Eti Sulistiani, yang juga sebagai ketua Rt 11.
Dalam kesempatan lain Lurah Cipete Utara M. Yohan mengungkapkan dengan adanya bank sampah Kirai Mandiri ini ada beberapa aspek manfaat yang dirasakan masyarakat. “Bank Sampah dapat merubah cara pandang dan perilaku masyarakat, menambah kepedulian dan jiwa gotong royong, memunculkan generasi peduli sampah dan manfaat ekonomi yang didapat warga dari pengelolaan sampah”.
Pemerintah dapat mengurangi biaya pengelolaan sampah jika dapat memaksimalkan pembentukan Bank Sampah di masyarakat, yang perlu diperhatikan ialah sosialisasi, pelatihan dan motivasi yang merupakan proses untuk merubah pola pikir masyarakat terhadap sampah dan bagaimana cara memperlakukan sampah tersebut agar menghasilkan keuntungan bagi masyarakat.
Perkembangan penduduk kota Jakarta sangatlah pesat, menyebabkan beban sampah terus-menerus bertambah. Pemerintah pun senantiasa mengajak warga untuk bijak mengolah sampah secara mandiri dan inovatif agar masyarakat mampu menghasilkan keuntungan dari sampah yang diolah. Upaya SCBD untuk membangun masyarakat peduli lingkungan melalui program bank sampah diharapkan dapat mendukung tercapainya target bebas sampah tahun 2020 oleh Pemerintah.
No Responses